Mempersiapkan Anak Menghadapi Dunia Nyata


Membaca ulasan dari  Safir Senduk dalam harian Kompas mengenai judul diatas, saya sangat tertarik untuk lebih mendalam bahasannya.

Dikatakan oleh Safir bahwa rutinas belajar di sekolah adalah masa yang tidak menyenangkan baginya. Justru saat di luar sekolah adalah saat yang sangat menyenangkan baginya. Mengapa?  Karena Safir adalah type orang yang tak suka duduk berlama-lama dalam kelas, mendengarkan pelajaran yang tak disukainya.
Kesukaannya adalah bertemu dengan berbagai macam orang seperti guru, teman sekolah, orangtua.

Masalahnya adalah Safir ingin mengatakan bahwa belajar bukan hanya di kelas saja.  Belajar ada dimana pun, bahkan di luar kelas adalah mengenal karakter orang.  Di kelas pelajaran yang demikian beragam, mulai dari matematika, fisika, biologi, bahasa, seni dan sejarah adalah pelajaran dunia sehari-hari. Kebosanan terjadi karena materi pelajaran tidak mengarahkan kepada tujuan untuk kehidupan sehari-hari atau mengenal dunia nyata.

Dalam ulasannya lebih lanjut Safir membuktikan bahwa buku-buku  yang dibacanya seperti  Why "A" students Work for "C" Students, and "B" Students works for the Government., murid A hanya dapat menjadi murid akademis, belajar untuk meraih prestasi dan nila tinggi.   Murid B, murid birokrat yang tidak terlalu akademis tapi mengandalkan karier didan keuangan pada negara. Sementara murdi C adalah murid kapitalis. Yang selalu belajar tentang uang.

Dua orang tokoh dicontohkan oleh Safir yaitu Thomas Alfa Edison, penemu lampu dan pendiri General Electric. Type murid yang tak pernah berpikir jernih dan tak pernah menyelesaikan sekolah. Tapi dia berhasil menemukan hak paten atas penemuan dan bisa mengubah dunia.

Albert Einsten, seorang pemasli dan tidak disiplin.  Gurunya mengatakan tak jadi orang. Tetapi Dia berhasil menjadi seorang sains yang sangat berpengaruh di dunia.

Kedua model itu memang tak cukup mempresentasikan bahwa sekolah itu tak penting. Tapi paling sedikit ingin mengatakan bahwa mereka yang mempunyai pendidikan tinggi itu berhasil dalam segi birokrat atau eksekutif dalam perusahaan.  Tapi mereka yang berhasil dalam dunia bisnis adalah mereka yang yang ahli dalam berteman,bergaul, berhubungan baik dengan masyarakat dan berbisnis.

Tinggal pilihan pada kita, orangtua, untuk mempersiapkan anak , apakah anak kita ingin jadi seorang businesman, maka berikan pelajaran tentang uang , berbisnis sejak kecil.
Jika kita anak kita ingin jadi birokrat atau eksekutif, memang tugas utamanya adalah belajar di sekolah mencapai prestasi setinggi mungkin.

Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...