Pengalaman ini adalah pengalaman yang sangat mengubah suamiku untuk berhati-hati dalam meletakkan benda berharga di dalam kantung celananya.
Komunikasi canggih, skype menguntungkan kami sebagai
orangtua . Bukan hanya gratis tetapi juga kami dapat berkomunikasi secara
efektif tiap hari , paling tidak l/2 jam setiap hari. Merasakan pentingnya berkomunikasi jarak jauh ini karena anak kami kuliah di
Melbourne.
Saat
yang menegangkan ketika anak setiap kali
menghadapi tugas akhir adalah suatu projek untuk mendapatkan nilai
keberhasilan. Ketegangan itu adalah
apa yang dihadapi oleh anak demikian sulitnya .
Kegiataan yang harus diukur dari riset
hingga persiapaan teknis semua program. Program
tidak mudah dijalankan. Sering
macet, bahkan tidak jalan sama sekali.
Berbagai benturan dan kesulitan harus dipecahkan. Mencari solusi inilah yang paling
sulit. Akhirnya, kami harus ikut berperan dalam kesulitan
anak. Begitu melihat muka yang penuh dengan kerutan, muka yang tak
lagi cerah, kami harus bertanya apa yang terjadi. Segalanya penuh dengan tantangan. Terlebih jika menyangkut teknik yang belum
dikuasai. Salah satu hal yang sangat
besar dihadapi adalah sering terjadinya
“restart” yang terus menerus dari personal komputernya.
Setelah kami memutuskan untuk datang ke Melbourne
membantu anak dalam masalah sering terjadi “restart dari komputernya”, kami memesan tiket pesawat . Perjalanan singkat selama 7 hari akan kami
lakukan.
Setelah
pemesanan, kami berangkat dengan pesawat
yang akan membawa kami ke Melbourne.
Pada saat boarding, kami merasa
heran sekali penumpang hanya sedikit sekali .
Dugaan itu benar sekali. Di dalam
pesawat, hanya 20 penumpang. Saya dan suami sebenarnya mendapat dua
tempat duduk yang dekat dengan jendela.
Tempat duduk itu begitu sempit dan tak bisa duduk dipakai untuk tidur
. Dengan minta ijin kepada pramugari,
kami berpindah ke tempat dimana ada 5
tempat duduk penumpang . Bagi kami, kesempatan yang sangat baik untuk minta izin kepada
pramugari untuk pindah ke "seat berlima" untuk satu orang. Lumayan
bisa menutup mata dan membaringkan badan.
Udara sangat drastis berubah , winter mulai terasa ketika kami telah ke luar dari airport "Tulamarine". Tiba-tiba, suami berteriak "dompet, dompetku hilang!".
Panik, kaget dan serasa ingin terbang kembali ke aiport, segera dia minta supir taxi untuk kembali ke aiport. Dompet berisi Indonesian ID Card, Credit Card, ATM dan uang. Supir taxi dengan logat India "Do not worry, your wallet will not be lost" Setelah berlari-lari dari satu counter ke counter lain untuk menemukan "baggage lost and claim" dari Garuda, yang memang tidak ada disana, kami bertemu di suatu counter. Kami segera menceritakan dan melaporkan dalam secarik kertas atas laporan kehilangan dalam waktu 5 menit. Diminta menunggu 10 menit. Dia segera mengambil walki talki nya berbicara kepada petugas lapangan. Ternyata, belum juga menemukannya. Dia langsung mengatakan menghubungi kami jika ditemukan.
Ketika taxi tiba di depan apartemen (kira-kira 30 menit dari aiport), telpon anak saya berdering. Ternyata dompet telah ditemukan . Petugas menanyakan kapan akan diambil. Segera kami mengambil keputusan besok akan diambil.
Keesokan harinya, kami dengan "Shuttle bus yang bernama Sky bus", akomodasi yang begitu nyaman, bersih dan comfortable , kami menuju ke aiport.
Ketika petugas menanyakan apa keperluannya, kami segera mengatakan akan mengambil dompet yang hilang. Langsung petugas mengambil dompet itu dan minta bukti diri , passport dan minta tanda tangan sebagai tanda terima. Langsung dompet diserahkan. Kami sungguh bersyukur dan mengucapapkan banyak terima kasih.
Pelajaran yang sangat berharga kami , setiap kehilangan barang berharga (dokumen) tahun lalu, dompet, ternyata akan pasti dikembalikan kepada pemiliknya dalam keadaan utuh TANPA ADA UANG PEMBAYARAN SEPESER PUN.
Karakter yang sangat bernilai telah diterapkan di negeri ini.
Udara sangat drastis berubah , winter mulai terasa ketika kami telah ke luar dari airport "Tulamarine". Tiba-tiba, suami berteriak "dompet, dompetku hilang!".
Panik, kaget dan serasa ingin terbang kembali ke aiport, segera dia minta supir taxi untuk kembali ke aiport. Dompet berisi Indonesian ID Card, Credit Card, ATM dan uang. Supir taxi dengan logat India "Do not worry, your wallet will not be lost" Setelah berlari-lari dari satu counter ke counter lain untuk menemukan "baggage lost and claim" dari Garuda, yang memang tidak ada disana, kami bertemu di suatu counter. Kami segera menceritakan dan melaporkan dalam secarik kertas atas laporan kehilangan dalam waktu 5 menit. Diminta menunggu 10 menit. Dia segera mengambil walki talki nya berbicara kepada petugas lapangan. Ternyata, belum juga menemukannya. Dia langsung mengatakan menghubungi kami jika ditemukan.
Ketika taxi tiba di depan apartemen (kira-kira 30 menit dari aiport), telpon anak saya berdering. Ternyata dompet telah ditemukan . Petugas menanyakan kapan akan diambil. Segera kami mengambil keputusan besok akan diambil.
Keesokan harinya, kami dengan "Shuttle bus yang bernama Sky bus", akomodasi yang begitu nyaman, bersih dan comfortable , kami menuju ke aiport.
Ketika petugas menanyakan apa keperluannya, kami segera mengatakan akan mengambil dompet yang hilang. Langsung petugas mengambil dompet itu dan minta bukti diri , passport dan minta tanda tangan sebagai tanda terima. Langsung dompet diserahkan. Kami sungguh bersyukur dan mengucapapkan banyak terima kasih.
Pelajaran yang sangat berharga kami , setiap kehilangan barang berharga (dokumen) tahun lalu, dompet, ternyata akan pasti dikembalikan kepada pemiliknya dalam keadaan utuh TANPA ADA UANG PEMBAYARAN SEPESER PUN.
Karakter yang sangat bernilai telah diterapkan di negeri ini.