Ketika seorang entrepreneur
menjadi seorang pemimpin dari usahanya,
maka dia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan yang makin ketat
tiap hari/tiap tahunnya.Jika dia tak siap dengan strategi yang jitu dan tepat,
maka pesainglah yang akan mengambil tempat sebagai market leader. Di tiap industri, apakah itu retail, atau
industri manufaktur, diperlukan seorang
entrepreneur yang tangguh mental, siap
jatuh bangun, konsistensi dan kemampuan untuk menata kembali jika usahanya
bangkrut.
Persaingan kadang-kadang sehat,
tetapi seringkali pesaing menggunakan
cara-cara tidak sehat dalam memenangkan bisnis. Mereka menggunakan cara yang tidak terpuji
untuk menarik perhatian konsumen misalnya dengan iming-iming
hadiah. Tidak hanya hadiah , mereka
juga memberikan bonus dan membanting harga untuk menarik konsumen.
Menghadapinya, tentu seorang
entrepreneur tidak perlu gentar. Jiwa
dan kekuatan seorang entrepreneur adalah percaya diri, membangun kepercayaan yang solid dan kokoh dengan
konsumen. Jika ia menjadi seorang
sosial entrepreneur, ia dapat membagikan ilmunya kepada
oranglain untuk dapat menjadi seorang entrepreneur baru. Ia tak takut kehilangan bisnis karena dengan
pengamalan ilmunya, dia membuat orang lain mampu mandiri dan menjadikan
jaringan bisnis juga bagi dirinya.
Sebagai contoh seorang tunadaksa , Umar Husein, dialah orang yang
berjuang untuk mandiri dan berwirausaha.
Ia rangkul teman-temannya sesama tunadaksa untuk berdiri di atas kaki
sendiri, bahkan mereka dengan nasib yang lebih beruntung.
Seorang entrepreneur harus dapat
memimpin orang atau disebut
people expert. Perubahan bisnis
begitu cepatnya. Begitu juga perubahan
manusia. Sikap dan manusia berubah
mengikuti perkembangan teknologi. Jika
seorang entrepreneur berprestasi 10 tahun yang lalu, belum tentu prestasinya
masih berlaku saat ini. Dia harus
mengantisipasi golden eggs baru. Memang
di zaman dulu di era industrial, ketrampilan dapat dipakai berulang-ulang. Tapi itu sudah lewat. Sekarang, seorang entrepreneur atau pemimpin
perlu menyiapkan pembuat perubahan. Dia
harus gemar berubah, jika tidak ia akan menjadi beban bagi teman-teman atau
bawahannya. Dengan demikian fokus harus
lebih banyak kepada bobot manusia, sumber daya yang paling canggih di
perusahaan. Dia mampu mendorong bawahan secara pribadi dan emosional,
kemampuan mengangkat self interest bawahannya. Kemampuan ini sering disebut dengan
soft skills. Hal ini tak bisa dianggap enteng karena
justru inilah kemampuan yang penting disamping kemampuan ketrampilan bisnis.
Ujung tombak dari seorang
entreprenur adalah bagian pemasaran. Menghadapi persaingan yang super ketat,
sebaiknya tak terjebak dengan target penjualan yang sangat keras yang
diterapkan kepada sales man. Kebanyakan kualifikasi dari salesman yang
diharapkan adalah mereka yang mampu mencapai target tanpa mengingat bahwa ciri-ciri berempati dengan memiliki ego drive dan ego strength yang kuat. Hal ini disebut dengan soft skills. Organisasi karyawannya perlu dibuat seperti laboratorium manusia.
Subjeknya adalah para entreprenuer itu sendiri
dengan membangun dominasi komunikasi dengan bertanya ,mendengar serta
mendapat berita dari luar, berdiskusi dengan prinsip kesejajaran. Dan saat itu
akan dirasakan kemanusiaan dari setiap anggota
tim untuk seorang entrepreneur sejati.
Apabila bisnis entrepreneur
adalah jasa, maka empati akan memiliki
makna dalam dalam keberhasilan bisnisnya.
Perkenalkan kepada setiap karyawan bahwa
bidang pelayanan pelanggan, empati yang ditambah dengan tindakan nyata
akan berdampak positif. Pelanggan akan
merasakan dan mengalami bagaimana komunisi dan empati yang dibangun itu menjadi
value added pengalaman untuk memilih
jasa yang ditawarkan. Dampak
luar biasa dari pelanggan inilah yang membuat pelanggan tetap setia memilih
jasa kita walaupun di luar sana banyak saingan yang sama harga dan kualitasnya.
Ketika perusahaan industri motor,
mobil, sepeda harus berkompetisi dengan
ketat, entrepreneur dapat
menciptakan alat pemasaran baru
yaitu dengan komunitas. Komunitas
menjadi sarana komunikasi untuk meningkatkan kualitas produk. Ketika para komunitas berkumpul, mereka akan
mengadakan acara-acara tertentu, lalu mereka akan membuka ide untuk perusahaan
menggali suatu produk tertentu yang diinginkan inovasi lebih lanjut.
Setiap entrepreneur tidak boleh
berhenti melakukan inovasi pemikiran.
Inovasi pemikiran meliputi inovasi produk, karyawan, segala hal yang
berhubungan dengan perusahaan atau usahanya. Begitu berhenti, maka inovasi pun akan direbut oleh kompetitor dan
pasar pun akan hilang digantikan oleh kompetitor. Mengasah, menemukan ide baru baik oleh
entrepreneur atau tim, karyawan akan membawa perusahaan menjaga keberlangsungan usaha yang tak lekang
diserbu oleh persaingan.
Tulisan ini diikut-sertakan dalam Lomba Kontes Esai "Ciputra Entrepreneurship 2013: