“MOBIL TEPAT BISNIS MELESAT”


Nonton Indonesia International Motor Show 2013 di TV bagaikan suatu tonton yang menakjubkan untuk dunia otomotif.   Mengapa?  Aku terkesima dengan foto-foto dari model mobil yang futuristik  yang sanggup untuk memberikan kenyamanan, keamanan yang serba mewah, ditampilkan dalam pameran itu.



"Luar biasa,, hebat",  itu komentarku.   Mobil yang futuristik dan mahal.  Sungguh menggagumkan.   Namun, apabila  pengunjung yang datang dapat mengamati lebih jauh apa kebutuhan mobil yang paling tepat untuk dibelinya,maka terdapat tawaran yang cukup menarik mobil-mobil murah di sana.
Tak disangkal banyaknya polemik soal mobil murah akani  membuat  jalanan lebih macet. Banyak pendapat soal polemik itu. Tapi ternyata di antara mobil murah yang telah diuji oleh pabriknya itu teruji dalam kondisi low green cost dan  mobil murah ramah lingkungan (LCCG).

Buat  kita yang butuh mobil untuk keluarga  sekalian untuk bisnis,  mencari mobil yang tepat haruslah menjadi tujuan utamanya.  Jika tujuannya mencakup untuk keluarga sekalian bisnis, maka yang dipikirkan adalah harga mobil dan fitur mobil tak perlu yang canggih serta biaya perawatan yang tak perlu mahal.   Untuk mendapatkan ketiga syarat itu, kita perlu berburu mencari harga dan fitur mobil murah yang telah diprogramkan oleh Kebijakan Pemerintah.  Mobil murah dan subisidi oleh pemerintah dalam segi pajaknya.

Mobil bukanlah suatu asset yang produktif atau investasi yang menguntungkan.  Jika kita beli mobil baru dengan harga katakan Rp.90 juta.  Lalu empat tahun kemudian, kita ingin menjualnya kembali, maka harga jual itu pasti turun .  Kemungkinan bisa menjadi Rp.70-Rp.75 juta.  Merugi jika mobil hanya dipakai untuk keperluan konsumsi saja.  Oleh karena itu kita perlu mencari  solusi agar mobil itu juga dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan sebelum dijual. Orientasi mobil murah yang diproduksi salah satu produsen, PT. Astra Daihatsu, adalah untuk ekspor.  Jumlah produksinya yang tinggi dan biaya yang dapat ditekan membuat keuntungan perusahaan itu tetap tinggi.  Hal ini membuat saham Astra yang memiliki anak perusahaan PT.Astra Daihatsu, tetap tinggi. Pada akhirnya, konsumen pembeli akan tetap untung dengan harga jual yang tak jatuh.



Mendapat keuntungan dari membeli mobil harus diperhitungkan.  Bagaimana caranya mendapatkan keuntungan itu?
Mencari harga murah , seperti dalam program Pemerintah, masih ada subsidi  pajak maupun BBM.
Dengan harga mobil murah, otomatis cost atau biaya investsi bisnis menjadi murah.  Bisnis yang dapat digunakan untuk mobil murah misalnya rental mobil,  antar jemput anak sekolah,  dipakai untuk berjualan makanan.  Sebagai contoh  Daithatsu  Gran Max.  Mobil merek ini diproduksi oleh PT. Astra Daihatsu mempunyai segmen pasar minibus dan pickup kecil. Sangat cocok untuk bisnis .



Inilah keuntungan yang paling diharapkan oleh pembeli.  Jika perawatan mobil sangat mahal makan bisnis yang kita jalani tidak cukup untuk mengcover keuntungan dari  tingginya biaya perawatan mobil.

Nach, pilihan tetap kepada konsumen.  Tetapi menjadi konsumen bijak, memilih mobil yang tepat dan bisnis kita tetap lancar harus menjadi pedoman kita dalam membeli dan memiliki mobil yang sangat kita idamkan.


 Tulisan ini diikut-sertakan dalam Lomba Blog Sekar  : "MOBIL TEPAT BISNIS MELESAT”


Sumber referensi:



Read More

Anak sebagai "Provokator"

Mengapa saya memilih judul tulisan ini sebagai sesuatu yang tak enak dibaca?   Saya sendiri tak menginginkan hal ini terjadi dalam dunia nyata dan dunia pendidikan di Jakarta, Indonesia khususnya.

Namun, ketika saya menghadiri suatu forum diskusi mengenai "Komunikasi Suami Istri" terlontar dari nara sumber  suatu kalimat yang membuat saya tersentak "Anak sebagai Provokator".

Kalimat itu kelihatannya mengandung sesuatu yang negatif.  Tetapi jika dikaji lebih dalam, itu hanyalah kalimat untuk penegasan adanya kondisi dimana anak menjadi provokator karena komunikasi suami istri tidak terjalin dengan baik.   Contoh singkat:   Anak harus mendaftarkan diri untuk suatu kursus di suatu Lembaga Bahasa.  Seharusnya anak mengetahui apa syarat-syarat pendaftaran. Tetapi anak ini tak punya kreativitas dan tak bisa mengenali apa yang menjadi kewajibannya.  Dia datang ke Lembaga diantar oleh ibunya.   Ketika di bagian pendaftaran ditanya mana KTP atau SIM anda?  Dia lalu bertanya kepada ibunya:  "Bu, apakah engkau membawa KTP atau SIM saya?"  Ibunya menjawab:  "Tidak, saya tak membawa KTPmu".   Lalu, terjadi penolakan pendaftaran.    Ibunya dengan agak kecewa berkata: "Nak, jika engkau mau daftar sesuatu, tentu harus ada syarat-syarat pendaftaran dan itu harus dipenuhi".

Namun, apa yang terjadi di rumah sangat berbeda.  Sang anak bercerita kepada ayahnya:  "Pak, tadi saya ditolak oleh bagian pendaftaran karena tak membawa KTP. Lalu ibu ikut menampar muka saya karena saya tak bawa apa-apa".    Ibunya sangat kaget mendengar perkataan anaknya.   Ibunya segera menyambung dan memberikan afirmasi: "Saya tak memukul sama sekali".     "Iya, Pak, kata anaknya.
Seolah-olah sang anak tahu benar apa kelemahan dari ayahnya jika dia mendengar tentang pemukulan, dan terjadi perang antara ayah dan ibu.

Penyebab utama dari masalah ini adalah komunikasi suami istri. Jika komunikasi tak berjalan lancar, ada lubang-lubang kelemahan orangtua yang sering digunakan anak untuk mengambil keuntungan.
Oleh karena itu diharapkan adanya komunikasi jujur,menghargai,terbuka dan kualitas yang baik antar suami istri.

Apa itu komunikasi yang baik?
Memberikan waktu khusus
Setiap hari masing-masing pasangan baik itu istri maupun suami mempunyai kegiatan yang tak mungkin dilakukan bersama.  Adakan waktu khusus untuk membangun komunikasi dengan demikian tercipta keintiman. Mengapa tiap hari?  Karena tiada hari yang sama dengan hari ini , kemarin atau lusa. Ada hal yang lain yang dialami oleh masing-masing pasangan.

Komunikasi dua arah
Mengutarakan perasaan, ide, gagasan serta mendengar dan didengar adalah hal yang sangat penting untuk terjalin komunikasi dua arah.  Jika perlu menggali perasaan dan pikiran, tak puas dengan jawaban pendek.  Jika ada jawaban pendek cari strategi jitu cara menggali untuk komunikasi yang lebih lanjut.

Peduli dengan pikiran perasaan
Ketika perasaan dan pikiran dikemukakan, jangan berdebat lebih dahulu, atau saling menyalahkan.  Mendengarkan dulu pikiran dan perasaan itu dan menempatkan perasaan dan logika bersamaan.  Sama pentingnya logika dan perasaan itu.   Orang akan merasa lebih dihargai jika perasaannya dimengerti/dipahami walaupun itu tidak disetujui.   Ketika semua sudah sepakat untuk satu persetujuan, barulah kemukakan persetujuan itu kepada pihak ketiga misalnya   anak.  Dalam hal ini, anak tidak akan menjadi "PROVOKATOR".   Anak tak melihat lagi celah-celah kelemahan orangtuanya karena orangtuanya sudah mempunyai kesepakatan total dan bulat.

Membangun kejujuran
Relasi yang sangat intim tak bisa dibangun dengan suatu kebohongan.  Membiasakan diri untuk terbuka dan jujur kepada pasangan berarti memberikan kesempatan untuk saling mengenal lebih baik seiring waktu dan pengalaman.


Read More

HANCURNYA MAHLIGAI PERNIKAHAN

"Saat sepasang sejoli memutuskan untuk menikah, faktor utama yang harus dipertimbangkan bukan hanya cinta. Porsi cinta hanya 50 persen. Separuhnya 50 persen lagi adalah dari restu kedua orangtua, kemampuan untuk mengenal pasangan, kemampuan beradaptasi dengan keluarga pasangan dan tentu saja mengenal kepribadian pasangannya lebih dalam, belum lagi kesiapan mental".


Mimpi dari pasangan yang baru menikah memang indah sekali. Mereka sering terjebak dalam ilusi pernikahan yang indah, romantisme bak cerita negeri dongeng.  Kenyataan atau realitas menujukkan bahwa perjalanan hidup berkeluarga sangat panjang.  Berbeda dengan romantisme semasa pacaran.   Tidak ada lagi degup hati yang membuat hati kepincut , degup cinta yang sangat menggelora.

Selesai bulan madu, pasangan dihadapkan dengan realita yang penuh dengan pergulatan. Kebiasaan-kebiasaan sehari-hari dari pasangan yang tak bisa diterima, riak-riak yang timbul dari keluarga kedua belah pihak, nilai kehidupan yang berseberangan, masalah finansial ketika  pasangan kena PHK, masalah anak-anak dengan segala tetek bengeknya.

Ketika seorang teman saya menikahkan anak perempuan , saya sangat bangga dan ikut bahagia melihat pesta pernikahan yang begitu megah.  Kedua calon pengantin begitu hebat, cantik dan ganteng, dengan predikat titel akademiknya terlihat dalam undangannya.  Bak sebuah dongeng, seribu satu malam,  pengantin ini memasuki pernikahan dengan sebuah harapan yang sangat hebat, direstui oleh kedua orangtuanya.

Mahligai pernikahan tidak lagi menyuguhkan keindahkan yang diimpikan.  Satu persatu masalah datang.  Ketika kehamilan datang, seharusnya disambut dengan kegembiraan karena calon jabang bayi adalah karunia Allah.   Lalu, apa yang salah?  Diketahui bahwa calon bayi itu menderita leukemia.   Memang kelahirannya kelihatan baik. Tetapi setelah kelahiran, terlihat pucat pasi dan sangat rentan kesehatan bayi itu. Suami istri itu berjuang untuk kesembuhan bayinya.  Namun, manusia boleh berjuang tapi Tuhan menentukan. Maut datang menjemput jabang bayi yang baru berusia 4 bulan.  Dalam kedukaan yang sangat mendalam, istrinya yang baru saja berbisnis konveksi pakaian dan dapat order besar, ternyata mendapat musibah, dia ditipu oleh rekannya. Juga  tukang-tukang penjahitnya tak menepati janji untuk kerja dengan baik. Semua modal hilang dan bisnis pun hancur.

Kedua suami-istri ini sangat hancur menghadapi masalah yang bertubi-tubi.  Mereka saling menyalahkan satu sama lain. Bahkan merasa kehancuran itu disebabkan oleh karena kesalahan istri.   Istrinya menjadi sangat depresi dan tak bisa memaafkan dirinya sendiri.  Bukan hanya hancur pernikahan ini, tapi hancurlah jiwa dan raga istrinya.

Lalu bagaimana sebaiknya sebelum memasuki pernikahan ujilah pacar sebelum menyesal.  Bagaimana cara mengujinya?  Bukan dengan teori-teori atau  test dari psikolog yang perlu buang uang.  Tetapi dapatkan dan ujilah dengan cermat kepribadian calon pasangan atau pacar dengan apa yang disebut  dengan 8  pertanyaan atau alat test berikut ini:

Alat test:   Lingkarilah angka di bawa ini di mana 0 mewakili kualitas yang rendah dan 9 mewakili kualitas yang tinggi:
1.       Apakah  Anda benar-benar mencintai pasangan Anda?
0   1  2  3  4  5  6  7  8   9 
2.       Seberapa jujur pacar Anda?
0   1  2  3  4  5  6  7  8   9 
3.       Bertanggungjawabkah dia?
0  1  2  3  4  5  6  7   8  9 
4.       Apakah dia setia?
1  2  3  4  5  6  7  8  9
5.       Apakah dia baik dalam bergaul?
0   1  2  3  4  5  6  7  8   9 
6.       Apakah Anda merasa bebas berkumnikasi terutama perasaan Anda kepada pacar Anda?
0   1  2  3  4  5  6  7  8   9 

7.       Apakah dia respek kepada orangtuanya?
0   1  2  3  4  5  6  7  8   9 

8.       Apakah Anda merasa bebas berkomukasi terutama persaan Anda kepada pacar Anda?
0   1  2  3  4  5  6  7  8   9 


Pertanyaan ini sebaiknya dijawab dengan jujur , dengan kacamata logika bukan dengan kacamata cinta agar tidak ada kesalahan dalam pemilihan pasangan yang akan memasuki pernikahan.

Kembali kepada masalah setelah pernikahan, terjadinya konflik karena adanya perbedaan pendapat dan keinginan serta adanya ekspektasi yang tinggi dari pasangan.Oleh karena itu sangat penting sebelum menikah,kedua calon mempelai mengenal pribadi dan keluarga pasanganaya , setidak-tidaknya untuk mendapatkan gambaran rumah tangga apa yang akan kelak dijalaninya.

Selamat dan doa kami kepada Mbak Uniek dan suami yang telah melangsungkan Ulang Tahun pernikahan ke 10.

Kisah pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary by Heartof Mine


Read More

Mempersiapkan Anak Menghadapi Dunia Nyata


Membaca ulasan dari  Safir Senduk dalam harian Kompas mengenai judul diatas, saya sangat tertarik untuk lebih mendalam bahasannya.

Dikatakan oleh Safir bahwa rutinas belajar di sekolah adalah masa yang tidak menyenangkan baginya. Justru saat di luar sekolah adalah saat yang sangat menyenangkan baginya. Mengapa?  Karena Safir adalah type orang yang tak suka duduk berlama-lama dalam kelas, mendengarkan pelajaran yang tak disukainya.
Kesukaannya adalah bertemu dengan berbagai macam orang seperti guru, teman sekolah, orangtua.

Masalahnya adalah Safir ingin mengatakan bahwa belajar bukan hanya di kelas saja.  Belajar ada dimana pun, bahkan di luar kelas adalah mengenal karakter orang.  Di kelas pelajaran yang demikian beragam, mulai dari matematika, fisika, biologi, bahasa, seni dan sejarah adalah pelajaran dunia sehari-hari. Kebosanan terjadi karena materi pelajaran tidak mengarahkan kepada tujuan untuk kehidupan sehari-hari atau mengenal dunia nyata.

Dalam ulasannya lebih lanjut Safir membuktikan bahwa buku-buku  yang dibacanya seperti  Why "A" students Work for "C" Students, and "B" Students works for the Government., murid A hanya dapat menjadi murid akademis, belajar untuk meraih prestasi dan nila tinggi.   Murid B, murid birokrat yang tidak terlalu akademis tapi mengandalkan karier didan keuangan pada negara. Sementara murdi C adalah murid kapitalis. Yang selalu belajar tentang uang.

Dua orang tokoh dicontohkan oleh Safir yaitu Thomas Alfa Edison, penemu lampu dan pendiri General Electric. Type murid yang tak pernah berpikir jernih dan tak pernah menyelesaikan sekolah. Tapi dia berhasil menemukan hak paten atas penemuan dan bisa mengubah dunia.

Albert Einsten, seorang pemasli dan tidak disiplin.  Gurunya mengatakan tak jadi orang. Tetapi Dia berhasil menjadi seorang sains yang sangat berpengaruh di dunia.

Kedua model itu memang tak cukup mempresentasikan bahwa sekolah itu tak penting. Tapi paling sedikit ingin mengatakan bahwa mereka yang mempunyai pendidikan tinggi itu berhasil dalam segi birokrat atau eksekutif dalam perusahaan.  Tapi mereka yang berhasil dalam dunia bisnis adalah mereka yang yang ahli dalam berteman,bergaul, berhubungan baik dengan masyarakat dan berbisnis.

Tinggal pilihan pada kita, orangtua, untuk mempersiapkan anak , apakah anak kita ingin jadi seorang businesman, maka berikan pelajaran tentang uang , berbisnis sejak kecil.
Jika kita anak kita ingin jadi birokrat atau eksekutif, memang tugas utamanya adalah belajar di sekolah mencapai prestasi setinggi mungkin.

Read More

Lima Modus Penipuan terhadap Penulis Buku


Tulisan ini dikutip dari sebuah tulisan oleh Benny Rhamdani di Kompas, 2 Oktober 2013

Dunia tulis menulis hampir sama dengan dunia karier yang penuh dengan tipu-menipu.  Ada pihak-pihak lain yang ingin mengambil keuntungan dari penulis.  Sehingga tak jarang penulis akan mengalami kerugian baik itu materi, psikis maupun harga diri.

Di bawah ini adalah beberapa modus penipuan yang dilakukan kepada penulis:

Mengaku sebagai Editor Buku
Modus ini paling lazin dilakukan.  Sebagai editor, pelaku menjajikan penulis bahwa bukunya akan diterbitkan dengan syarat membayar sejumlah uang.  Untuk mengantisipasinya, cek identitas, kredibilitas editor. Sejogyanya seorang editor tak diperkenankan meminta imbalan kepada penulis.Justru penulis yang akan mendapat royalti begitu bukunya diterbitkan.

Mengaku sebagai penerbit
Banyak penerbit abal-abalan yang mengaku sebagai penerbit dengan dalih mendapatkan target mencuri naskah dari calon penulis. Meskipun tidak minta imbalan, Anda harus tetap mengecek validitas penerbit sebelum mengirim naskah, antara lain bertanya kepada sesama penulis buku.

Mengaku kenal dengan penulis terkenal
Pelaku berjanji dapat mempertemukan dengan penulis terkenal supaya Anda dapat bimbingan menulis atau bahkan berduet dalam pembuatan buku. Jangan mudah percaya sampai Anda betul langsung berhubungan dengan penulis yang dimaksud.

Mengaku sebagai agen naskah
Agen naskah biasanya meminta royalti atau uang muka royalti bila naskah diterbitkan. namun, ada kasus saat buku terbit, nama yang tercantum di sampul buku bukan nama Anda. Untuk antisipasi buat perjanjian tertulis dan detail dengan si agen berisi hak dan kewajiban penulis.

Penerbit berlaku curang
Setelah buku terbit dan terjual laris, penulis hanya mendapat sedikit royalti.
Penulis tidak pernah mendapatkan perjanjian tertulis dari penerbit. Jadi jangan mudah percaya kepada penerbit. Harus ada perjanjian tertulisnya.
  
Read More

SAVE WILFRIDA

Tulisan ini dibuat dan diserahkan ke Lomba Puisi Esai J.Denny:
#1

Dusun Ko Ulun, Kecamatan Belu,Nusa Tenggara Timur, tempat kelahiranku
Di tempat terpencil , jauh dari bisingnya kota dan modernisasi.
Gubug tempat tinggalku sederhana, untuk tinggal bersama orangtua
Adat istiadat teguh dan hormat kepada orangtua aku anut .

Hidupku tak mengenal sekolah. Aku hanya mengenal SD tanpa lulus.
Tak pernah bisa berharap untuk sekolah lebih lanjut.
Kedua orangtua tak punya pendidikan yang cukup.
Bapakku hanyalah seorang petani buruh di ladang jagung.
Ibuku sering membantu bapak menjadi buruh.
Hari ini bekerja, tapi tak tahu besok atau lusa bisa bekerja atau tidak.
Tanah tandus ,tak ada hujan, kering tanpa air.
Jagung di ladang sering mati tak bisa panen.
Tak ada panen, tak ada uang dan tak ada makanan.
Adalah kehidupan yang kulalui tanpa bisa mengeluh.

#2
Menikmati sekolah adalah harapan yang hampa.
Menikmati pekerjaan yang lebih baik adalah harapan.
Harapan ketika aku mendapat tawaran pekerjaan .
Menjadi TKI bukan pilihanku.
Tapi tak ada pilihan lain .
Agen  Pembawa TKI itu terus membujukku untuk berangkat ke Malaysia.
Dibujuknya diriku dengan iming-iming akan gaji yang cukup besar.
Dirayunya diriku dengan harapan aku bisa mengirim uang buat orangtuaku .
Umurku baru 17 tahun, tak mencukupi untuk bekerja.
Dokumen pasporku telah  menyulap umurku menjadi 21 tahun.
Aku tak mau meninggalkan orangtuaku.
Tapi aku harus menerima tawaran itu karena hidup tak berubah jika aku tak pergi.

#3
Ketika tiba di Malaysia, aku terkejut karena aku salah seorang korban
sindikat TKI dari negeri Jiran ini.
Orang NTT yang datang kepadaku hanya suruhan dan bukan resmi pencari TKI.
Aku tak menjumpai orang yang kukenal. Semuanya orang asing bagiku.
Ketakutan dan kengerian bertemu orang asing membuatku bergidik.

#4
Aku tinggal di keluarga keturunan Cina.
Rumah tinggalnya cukup besar tapi tak besar seperti yang kubayangkan.
Kumendengar percakapan  anak dan ibunya.
Ibunya sangat dihormati oleh anak lelakinya yang telah berkeluarga.
Cucunya ada dua orang, lelaki dan perempuan.
Semuanya ada lima orang dalam keluarga ini.
Sambutannya dingin . Aku tak pernah diajak bicara oleh menantu dan ibunya.
Hanya pekerjaan-pekerjaan sekali lagi pekerjaan dari mencuci,memasak,membersihkan
semua alat rumah tangga.

#5
Mulai matahari sebelum terbit hingga tenggelam, pekerjaan tak dapat berhenti.
Jika berhenti, aku dipanggilnya.
Ada saja kekurangan dan kesalahanku.
Omelan dan cacian maki sudah menjadi makanan sehari-hariku.
Tak ada kelembutan yang diutarakan jika aku salah.
Bila malam telah tiba, aku tak lagi bisa tidur.
Mataku tak terpicingkan.  Bayangan kesedihan ibuku yang kutinggalkan,
diganti dengan bayangan ayahku yang makin tua makin renta.
Tak ada makian di sana , kasih sayang yang lembut selalu kudapatkan
Jika tak ada makanan pun, kami masih dapat mensyukuri.

#6
Gajiku belum juga kudapatkan.
Janji dan kontrak itu memang hanya sekedar janji yang tak tertulis.
Inilah kebodohanku yang tak kusadari.
Lepas dari mulut harimau, sekarang masuk ke mulut buaya.
Ganasnya perkataan,cacian, serta perlakuan kasar kepadaku.
Kesalahan fatal adalah ketika suatu hari aku harus mencuci baju nyonya besar
Baju itu salah cuci seharusnya dengan memencet kenob lembut di mesin cuci.
Aku pilih  "hard" karena aku tak paham dengan bahasa inggris yang tertulis di sana.
Begitu keluar dari mesin cuci, baju itu sudah rusak, tak lagi seperti semula.
Rotan dan pukulan menghujam diriku.  Makian keras pun ke luar dari mulutnya.
Mataku merah, kemarahanku memuncak , darah ku berbuncah, aku tak kuat lagi
menahan derita selama ini.
Kuambil sebuah pisau, tanpa sadar, kuhujamkan pisau itu berkali-kali ke tubuh
nyonya besar.
Dia ambruk, tak berdaya.
Aku menghambur ingin ke luar. Tapi aku tak bisa.
Passpor ku semuanya di tahan. Aku tak mungkin lari.
Siapa yang dapat menolongku jika aku lari....
Kemana aku harus lari...

#7
Perjalanan hidupku makin kelam.
Tanpa di dampingi siapa pun aku harus terkurung di dalam jeruji besi.
Sunyi sepi, gelap gulita, tanpa dunia luar.
Aku tak pernah mendambakan hidup di penjara.
Aku tak pernah menghirup udara yang begitu sempit.
Bergaul dengan orang-orang yang sangat menghujam diriku.
Polisi itu sering melihatku seperti penjahat kakap yang tak punya nurani.

#8
Suara-suara di dalam penjara itu terus menggema.
Sebentar lagi menunggu hari H nya aku harus digantung.
Hidupku tinggal menghitung hari.
Aku gadis desa yang diajar untuk taat kepada Tuhanku.
Aku hanya bisa berdoa agar aku dipertemukan orangtua sebelum ajal menjemputku.
Adakah waktu dan keadilan yang dapat mempertemukan kami?

#9
Aku tak pernah mengharapkan negara atau pengacara siapa pun membelaku.
Semuanya kuhadapi tanpa bantuan siapa pun.
Hidup tanpa uang dan tanpa jabatan,  keadilan tak ada dinyatakan.
Tapi tiba-tiba ketika hari Pengadilan 30 September 2013 yang menentukan nasibku,
begitu banyak orang yang datang menjemputku.
Aku terkejut bercampur gembira, aku bertemu dengan ibuku.
Dia menangis terharu ,menatap ke diriku yang masih hidup.
Sebentar lagi aku sudah tinggalkan dunia ini.

#10
Aku mendengar bahwa banyak bantuan pengacara dari Malaysia yang di sewa
oleh seorang politikus tinggi.
Kenapa mereka datang membelaku?
Apakah aku dianggap pahlawan atau mereka ingin anggap dirinya pahlawan?
Duniaku memang sempit.
Tak kupahami maksud bantuan mereka.
Berbondong-bondong orang yang tak kukenal ingin membantu.
Aneh..aku tak memahaminya.

#11
Sidang ditunda sampai mendengarkan saksi dan bukti yang dapat
menguatkan diriku dari hukuman pancung.
Jika Tuhan masih memberikan waktu buat aku menghirup kehidupan
aku ingin bertemu dengan keluargaku dalam keadaan utuh, tidak mati.
Tapi entah kapan harapan itu masih bisa terwujud.
Semoga! 


Read More
Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...