Matahari belum muncul dari ufuk sebelah barat, pagi masih subuh, mengantuk karena jam masih menunjukkan pukul 5.00. Beratnya kantuk itu tak menyurutkan saya untuk secepatnya bangun, cuci muka, sikat gigi, ganti baju senam. Senam Tera, di lapangan Kepodang, sekitar 400 meter dari rumahku. Segar, bugar, pagi itu dimulai dengan senam tera program diabetis, kadang untuk program osteo, kadang untuk program jantung. Selesai senam, saya berbincang dengan teman senam saya, seorang ibu Rina (bukan nama sebenarnya). Sudah agak lama beliau tak muncul di senam. Saya bertanya kepadanya, mengapa dia tak senam. Ibu Rina menjawab, saya harus ke rumah sakit...
Read More
Perempuan bukan hanya dihargai apabila dia bisa melakukan kerja dobel, sebagai ibu rumah tangga dan pekerja. Tetapi secara historis kita perlu mengetahui kenapa perempuan itu dihargai sejak zaman kejayaan “Kerajaan Majapahit hingga hari ini”. Terngiang apa yangdikatakan oleh pekik Patih Gajah Mada : “Jika telah mengalahkan Nusantara, saya baru akan meninggalkan puasa.” Artinya pekikan yang bergema keras itu, dia mengeluarkan nada yang menyokong seulurh langkah dan peranan di balik kekuasaan Patih Gajaha Mada, dialah Gayatri Rajapatni, putri Kertanegara, Raja Singasari, menjadi salah satu istri raja Majapahit Pertama. Peran perempuan yang bernama Gayatri itu sangat penting dalam dunia Kerajaan...
Read More